Hiburan

Kemerosotan ‘Elio’ Bisa Percepat Akhir Animasi Orisinal, Kata Analis Wall Street: “Jangan Salahkan Eksekutif Film, Salahkan Penonton”

Pembukaan Box Office Terburuk Sepanjang Sejarah Pixar

Film animasi terbaru dari Disney-Pixar, Elio, memulai debutnya dengan hasil mengecewakan—hanya meraup pendapatan sebesar 21 juta dolar AS di akhir pekan pembukaannya. Angka ini tercatat sebagai yang terburuk dalam sejarah perilisan film Pixar. Meskipun mendapat skor 84% di Rotten Tomatoes dan termasuk dalam 30% film dengan ulasan terbaik secara tahunan, Elio justru dianggap sebagai cerminan situasi industri film saat ini.

Menurut analis media dari TD Cowan, Doug Creutz, kegagalan Elio menyoroti jurang besar yang kini terbentuk antara film animasi orisinal dan film sekuel atau adaptasi sejak pandemi COVID-19. “Perbedaan ini sangat melebar, dan kemungkinan besar akan berdampak besar,” ujarnya.

Studio Film Akan Kurangi Produksi Animasi Orisinal

Creutz memperkirakan bahwa studio film akan mulai mengurangi jumlah produksi animasi berbasis IP orisinal. “Jangan salahkan para eksekutif film, tapi salahkan penontonnya,” tulisnya. Ia menekankan bahwa tanpa IP baru yang sukses, studio tidak bisa menumbuhkan portofolio kekayaan intelektualnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Disney, yang selama ini mengandalkan sinergi antara film animasi, taman hiburan, dan produk konsumen untuk mendorong pertumbuhan perusahaan.

Dampak pada Saham Disney dan Strategi Bisnis

Kekhawatiran investor tercermin dalam perdagangan saham Disney awal pekan ini, yang sempat turun 2% sebelum akhirnya menutup hari dengan kenaikan tipis di angka $117,75. Kinerja satu film jarang berpengaruh langsung terhadap harga saham, namun gangguan pada ekosistem bisnis seperti taman hiburan cukup untuk membuat pasar gelisah. Salah satu alasan Disney menunda rilis Elio dari 2024 ke 2025 adalah untuk menghindari kegagalan besar di tengah tekanan yang dihadapi CEO Bob Iger dari para pemegang saham.

IP: Kunci Industri Taman Hiburan Modern

Dennis Spiegel, CEO dari International Theme Park Services, menjelaskan kepada Bloomberg TV bahwa kekayaan intelektual (IP) kini menjadi fondasi utama industri taman hiburan. Disney yang menghasilkan sekitar 34 miliar dolar per tahun dari sektor taman hiburan, terus mencari IP baru untuk memperbarui atraksi dan pengalaman. Meski film seperti Inside Out 2 dan Moana 2 mencetak rekor dan Toy Story 5 diprediksi akan jadi hit besar, semuanya masih bagian dari IP lama dan tidak membuka jalan bagi atraksi baru.

Rayakan 55 Tahun Arsip Disney Lewat Film Pendek

Dalam rangka merayakan 55 tahun Walt Disney Archives, tim arsip Disney memproduksi sebuah film pendek bertajuk A Daring Journey into the Walt Disney Archives. Film ini menyoroti proses pelestarian sejarah hiburan, mengikuti model karakter Pinocchio dari film tahun 1940 yang digunakan dalam produksi aslinya. Karakter tersebut, yang mengingatkan bahwa ia “tak punya tali,” digambarkan lari ketakutan dan menjelajahi berbagai bagian arsip sambil bertemu dengan koleksi menarik lainnya.

Rebecca Cline, Direktur Walt Disney Archives, menjelaskan bahwa arsip ini pertama kali dibentuk oleh dua karyawan veteran Disney yang menyadari pentingnya menyelamatkan dokumen, aset, dan pengetahuan institusional yang bisa saja hilang seiring pensiunnya para staf lama. “Walt Disney selalu percaya bahwa kekuatan cerita adalah inti dari semua yang kami lakukan. Prinsip itu tetap hidup hingga kini,” kata Cline.

Joanna Pratt, Direktur Operasional & Strategi Bisnis Arsip Disney, adalah sosok di balik ide penggunaan karakter Pinocchio dalam film ini. Dengan pendekatan kreatif ini, Disney berharap publik dapat lebih memahami nilai historis dan pentingnya arsip perusahaan dalam menjaga warisan budaya pop dunia.